Kamis, 29 November 2012

Siapakah yang berhak menerima wahyu? Nabi atau Rasul?

Jelas, bahwa tidak ada Nabi terakhir yang disebutkan dalam Injil, namun ketika kami membaca kitab injil perjanjian baru dan tiba di surat kisah para rasul, pikiran kami tergelitik. Bukankah seharusnya penulisan injil berhenti saat yesus di angkat untuk kedua kalinya ke sorga? Lalu bagaimana bisa injil tetap di tulis sesudah yesus diangkat.

Saat kami mencari tahu tentang perbedaan antara Rasul dan Nabi dalam keyakinan penganut injil, jelas Rasul adalah murid yesus sedangkan nabi adalah utusan dari Tuhan. Namun anehnya bagaimana seorang murid yang notabene bukan pilihan dari Allah (tuhan Bapa dalam injil) mendapat wahyu dari Tuhan?

"Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.Karena aku bukan menerimanya dari manusia,dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku,
tetapi aku menerimanya oleh pernyataan Yesus Kristus." (Galatia 1:10-11)

Perhatikan surat-surat sesudah surat Yohanes, seperti surat kisah para rasul. Bila injil benar-benar turun dari Tuhan, bila injil benar-benar firman Tuhan lalu mengapa kisah para murid yesus yang diceritakan di sana? yang beisi tentang perjalanan para murid yesus? Dan benarlah tuduhan kita bahwa injil adalah tulisan manusia.

Kembali ketopik atas, siapakah yang pantas menerima wahyu? Nabi ataukah Rasul?
Bila dilihat dari sejarah wahyu turun pada nabi-nabi. Musa dengan Taurat, Daud dengan Zaburnya, Nabi Isa dengan Injilnya, dimana mereka adalah orang-orang pilihan yang jelas-jelas dipilih oleh Allah (atau Tuhan Bapa menurut injil). Dan bagaimana bisa seorang murid menerima wahyu dan merasa berhak menulis injil baru setelah gurunya tiada? Apa haknya dia? Patutkan surat-surat paulus dan lainnya seperti kisah para rasul, galatia, roma dan sebagainya di klaim sebagai wahyu dari Tuhan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar